Sabtu, 06 Agustus 2016

Kehidupan Sosial Semut dan Rayap di Zaman Dinosaurus

Kita mengenal semut dan rayap sebagai serangga sosial, yang selalu hidup bersama dalam suatu koloni. Mereka menciptakan masyarakat sosial yang saling bergotong royong dalam kehidupannya. Mereka bahkan memiliki kerajaan sendiri, yang dihuni oleh beberapa kasta/golongan yaitu para pekerja, prajurit, kasta reproduktif bersayap, serta ratu petelur.

The Hardworking Ants. (©Andrey Pavlov)

Bangsa semut dan rayap juga merupakan rival abadi. Seringkali kita melihat mereka bertarung tiap kali mereka bertemu, atau jika salah satu pihak sengaja menyerang dan menjarah sarang dari pihak lawannya. Semut sendiri dikenal sebagai satu-satunya makhluk hidup selain manusia yang mengenal dan menerapkan peperangan dan pertarungan.

Pertarungan antara semut dan rayap seperti gambar di atas sudah menjadi
 hal yang biasa terjadi sejak jutaan tahun silam, (©Mark W. Moffet)

Kedua kelompok serangga ini telah menjalankan kehidupan sosial tersebut sejak masa-masa awal perkembangan mereka di muka bumi ini, 100 juta tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil semut dan rayap yang terawetkan di dalam batuan amber prasejarah di Kachin, Myanmar. Dan sebagian fosil ambar tersebut merupakan spesies baru yang memiliki ciri-ciri yang aneh dan unik.

Jika sebelumnya kita telah membahas tentang Manipulator, kecoa yang mencoba menjadi belalang sembah, maka kali ini kita akan pelajari tentang beberapa kerabat sekaligus tetangga terdekatnya. Mari kita sambut, para rayap primitif, Krishnatermes yoddha dan Gigantotermes rex!

Dari kiri ke kanan: Kasta prajurit dari rayap raksasa Gigantotermes rex, kasta reproduktif,
pekerja, dan prajurit dari rayap primitif Krishnatermes yoddha. (©American Museum of Natural History)

Kita mulai dari Krishnatermes yoddha. Sekilas, tampang dari rayap primitif ini terlihat biasa saja, dengan ukuran yang sama dengan rata-rata rayap modern. Namun, Krishnatermes memegang peranan penting dalam sejarah evolusi bangsa rayap. Sebelum ini, bukti tertua yang menunjukkan rayap adalah hewan sosial hanyalah fosil pekerja dan prajurit dari kala Miosen (17 juta tahun lalu). Bangsa rayap sendiri diperkirakan muncul pertama kali di Periode Triasik atau Jurasik (bahkan mungkin saja lebih awal lagi, yakni di Periode Permian), berkembang dari makhluk mirip-kecoa bernama blattoptera.

Spesimen laron dari Krishnatermes yoddha yang berusia 100 juta tahun. (©AMNH)

Nah, spesimen fosil Krishnatermes terdiri dari tiga kasta penting rayap, yakni pekerja, prajurit, dan kasta reproduktif yang bersayap (laron). Dengan ditemukannya fosil-fosil ini, maka telah mengisi sebuah bagian yang hilang dalam sejarah evolusi rayap. Krishnatermes sendiri hidup di akhir Periode Kapur (100 juta tahun lalu), di tengah Abad Para Reptil.

Selanjutnya adalah Gigantotermes rex yang, bisa ditebak dengan mudah, berukuran raksasa. Spesimen prajurit dari rayap ini sendiri sudah hampir mencapai panjang 2 cm. Sayangnya, hanya itu yang kita ketahui dari si G. rex ini. Spesimen dari kasta lain belum ditemukan sehingga kita belum bisa memastikan hingga seberapa besar spesies rayap raksasa ini bisa tumbuh.

Ilustrasi pertarungan seekor G.rex dengan seekor Ceratomyrmex. (©HodariNundu)

Berikutnya, rival abadi bangsa rayap, kita sambut para sesepuh semut! Para semut primitif ini tergolong dalam kelompok semut-semut yang pertama kali muncul di muka bumi. Para semut generasi pertama ini diperkirakan berevolusi dari serangga mirip-tawon yang hidup sekitar 99 juta tahun lampau. Ada sekitar tujuh genus yang ditemukan di hutan amber Kachin, namun saya hanya akan membahas empat saja yang menurut saya paling menarik. :>

Jenis-jenis semut zaman Kapur dari Kachin:
A) Gerontoformica spiralis; B) Ceratomyrmex ellenbergeri;
C) Haidomyrmex scimitarus; dan D) Camelomecia janovitzi.
(©AMNH & Geological Department of the University of Rennes)

Yang pertama, fosil ambar yang mengawetkan dua ekor semut prajurit yang sedang bertarung. Kedua semut adalah dua spesies berbeda, yakni seekor Gerontoformica spiralis dan Gerontoformica tendir. Fosil ini menunjukkan bahwa bangsa semut telah menerapkan kehidupan sosial yang kompleks, salah satunya adalah konflik antar semut seperti ini, sejak masa awal perkembangan mereka di Bumi. Genus Gerontoformica sendiri merupakan salah satu genus semut tertua yang diketahui.

Spesimen amber Burma yang mengawetkan dua ekor semut prajurit dari spesies
berbeda yang tengah bertarung mempertaruhkan nyawa. (©AMNH)

Yang kedua adalah Ceratomyrmex ellenbergeri, yang juga dijuluki 'Unicorn Ant'. Ia mendapatkan julukan tersebut karena adanya sebuah tanduk memanjang yang tumbuh mencuat dari dahinya, tepat di antara kedua bola matanya. Selain itu, Ceratomyrmex juga memiliki sepasang mandibula (rahang) yang melengkung tajam ke atas, menciptakan sebuah rahang jebakan, sebuah ciri yang tak dipunyai oleh semut modern. Rahang ini mungkin digunakan untuk menusuk mangsanya. Ukuran dari semut pekerja Ceratomyrmex berkisar antara 4,5-5,5 mm, sementara spesimen dari kasta lain belum ditemukan hingga saat ini.

Rekonstruksi Ceratomyrmex, the unicorn ant. (©Joschua Knüppe)

Selanjutnya adalah Haidomyrmex scimitarus, yang mendapat julukan 'Hell Ant'. Semut primitif ini tak jauh berbeda dengan Ceratomyrmex, karena sejatinya mereka masih merupakan anggota dari kelompok yang sama, yakni subfamili Sphecomyrminae. Haidomyrmex hanya tak memiliki tanduk, selebihnya sama dengan si semut unicorn. Ia juga memiliki rahang jebakan yang kemungkinan besar juga berguna untuk menusuk mangsa.

Ilustrasi Haidomyrmex scimitarus, the hell ant. (©AMNH)

Dan yang terakhir, dia yang dijuluki 'Camel Head' atau si kepala unta, Camelomecia janovitzi. Sesepuh semut yang satu ini memiliki ciri unik dimana rahangnya berukuran besar dan tebal dengan barisan rambut yang menyelubunginya. Tak ada yang tahu apakah ada fungsi khusus dari rahang unta ini, karena tak ada satupun semut modern yang memiliki morfologi tersebut.

Spesimen ratu dari Camelomecia: close-up wajah (kiri) serta ilustrasi
dan spesimen amber utuhnya (kanan). (©AMNH)

Dan begitulah, bagaimana kedua bangsa serangga sosial ini berkembang di akhir zaman dinosaurus. Untuk rayap, tampaknya bentuk keberagamannya tak begitu terlihat, mengingat evolusi awal mereka sudah terjadi jutaan tahun sebelumnya. Namun, bagi bangsa semut, terlihat jelas bentuk diversitasnya. Tentu saja, karena saat itu bangsa semut masih termasuk 'penghuni baru' di Bumi. Mereka masih mencoba-coba berbagai bentuk adaptasi yang ada. Rahang jebakan, tanduk, kepala unta, itu hanya segelintir dari sekian banyak bentuk mahakarya evolusi yang dicoba oleh bangsa semut saat itu.

Dan ketika sudah ketemu bentuk yang pas (semut modern), maka yang lain dengan cepat segera tersingkirkan. Bentuk-bentuk seperti Ceratomyrmex dan Camelomecia pun tak sanggup bertahan dan akhirnya punah, kemungkinan besar bersamaan dengan punahnya para reptil raksasa pada Kepunahan Massal K-Pg 66 juta tahun lalu. Sementara para semut modern berhasil eksis dan segera menyebar luas ke seluruh dunia. Mereka berkembang pesat dan menghasilkan beragam bentuk, beberapa mengembangkan kaki yang panjang, rahang yang kuat, kepala besar, bahkan ada yang memperbesar ukurannya hingga sebesar kolibri.

Yang jelas, saat ini semut dan rayap termasuk dalam jajaran makhluk hidup paling kosmopolitan persebarannya. Dan jangan lupakan fakta jika mereka juga merupakan sedikit dari makhluk non-manusia yang menerapkan kehidupan sosial, dan itu sudah mereka jalankan selama ratusan juta tahun lamanya...


(©Andrey Pavlov)

Tampaknya itu saja yang bisa saya sampaikan dalam artikel ini. Semoga informasi mengenai evolusi para leluhur semut dan rayap ini bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. :>

---

Referensi:

Adaptive Radiation in Socially Advanced Stem-Group Ants from the Cretaceous
Morphologically Specialized Termite Castes and Advanced Sociality in the Early Cretaceous
Ant and Termite Fossils Indicate Advanced Sociality 100 Million Years Ago
[PaleoEntomology • 2016] Ceratomyrmex ellenbergeri • Extreme Morphogenesis and Ecological Specialization among Cretaceous Basal Ants
Photos: Ancient Ants & Termites Locked in Amber
Ceratomyrmex - Wikipedia
Sphecomyrminae - Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar