Jumat, 15 Juli 2016

Manipulator: Kecoa atau Belalang Sembah?

Kecoa, tentu kita semua mengenal binatang satu ini. Bagi sebagian orang, kecoa adalah hewan yang menjijikkan, jorok, dan menyeramkan (terutama jika kecoa itu tiba-tiba terbang). Namun, bagi sebagian lain (termasuk saya) kecoa adalah hewan yang imut, lucu, dan menggemaskan. :3

Dan kali ini saya akan berbagi informasi mengenai satu jenis kecoa bertampang aneh yang telah punah. Behold, the Manipulator!

Rekonstruksi Manipulator modificaputis. (Dokumen pribadi)

Yep, Manipulator, itulah namanya. Atau lebih lengkapnya - Manipulator modificaputis - adalah sejenis kecoa purba yang hidup di Myanmar pada Periode Kapur akhir (±100 juta tahun yang lalu). Ia memiliki leher panjang dan kepala yang bebas digerakkan, serta dua pasang kaki belakang yang ramping dan sepasang lengan depan yang memanjang dan bergerigi. Ciri-ciri ini lumrah ditemui pada hewan pemangsa atau predator.

Nama Manipulator merujuk pada cirinya sebagai predator yang buas dan ganas. Sementara modificaputis merupakan gabungan dari kalimat Latin modificare ("atur/mengatur") dan caput ("kepala"), merujuk pada kepalanya yang bebas bergerak.

Untuk klasifikasi ilmiahnya:

Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Blattaria
Superfamili: Corydioidea
Famili: †Manipulatoridae
Genus:Manipulator
Spesies:Manipulator modificaputis

Spesimen pertama (holotype) Manipulator modificaputis yang ditemukan dalam batu amber (atas),
berikut peta lokasi dan ilustrasinya dengan detil yang lebih lengkap (bawah).

Fosil dari si Manipulator ini pertama kali ditemukan pada awal April 2015, terawetkan dalam sebuah batu amber (batu permata yang terbentuk melalui fosilisasi resin pohon) di Lembah Hukawng di negara bagian Kachin, Myanmar. Batu amber ini berusia sekitar 100an juta tahun. Selanjutnya, empat spesimen lain juga ditemukan di wilayah yang sama, termasuk seekor Manipulator muda.

Seperti tertulis di atas, Manipulator adalah seekor karnivora dan predator yang aktif. Penampilan dan ciri yang dimilikinya (leher panjang, tungkai depan yang bergerigi) juga membuat kecoa ini terlihat sangat mirip dengan seekor belalang sembah. Ini membuat saya bertanya-tanya, apakah belalang sembah berevolusi dari kecoa?

Belalang sembah (Hierodula sp.)
Setelah browsing di internet selama beberapa hari, saya mendapat informasi bahwa ternyata para ilmuwan sudah lama berspekulasi tentang kemungkinan ini. Mereka berpendapat bahwa kecoa dan belalang sembah, bersama dengan rayap, sejatinya merupakan kerabat dekat. Ketiga hewan tersebut sama-sama dimasukkan ke dalam satu kelompok, yakni superordo Dictyoptera, yang dibagi menjadi dua ordo yaitu Blattodea (kecoa dan rayap) serta Mantodea (belalang sembah).

Lalu, apakah kecoa memang berevolusi menjadi belalang sembah?

Spesimen amber Manipulator lain yang juga ditemukan di Myanmar.

Dari info yang saya dapat, kecoa modern pertama kali muncul pada pertengahan masa Mesozoikum (Periode Jurasik). Mereka berkembang dari serangga primitif berjuluk blattoptera. Salah satu jenis blattoptera terkenal adalah Aphthoroblattina dari zaman Karbon, yang pernah dianggap sebagai spesies kecoa terbesar yang pernah hidup (kita akan membahasnya lain kali, ya... :>).

Aphthoroblattina, sejenis blattoptera. (©Traheripteryx)

Namun, tak semua serangga blattoptera berevolusi menjadi kecoa, beberapa di antaranya justru berkembang menjadi kelompok tersendiri yaitu stem-mantis, atau leluhur belalang sembah. Nah, Manipulator termasuk dalam kelompok serangga ini. Stem-mantis pertama muncul pada awal Periode Jurasik. Mereka lalu berkembang menjadi satu kelompok dictyoptera yang masih belum diketahui. Kelompok ini lalu terpecah menjadi tiga, dan salah satu di antaranya adalah Mantodea, bangsa belalang sembah modern.

Jadi, kesimpulannya si Manipulator dari Myanmar ini adalah sejenis kecoa, tetapi hubungan kekerabatannya lebih dekat dengan belalang sembah daripada kecoa modern.

Oke, kira-kira itu saja informasi tentang si kecoa manipulator. Untuk artikel selanjutnya, kita akan membahas tentang jenis-jenis hewan kecil lain yang juga ditemukan terjebak di dalam batuan amber Myanmar purba, termasuk sejenis semut bertanduk dan rayap raksasa. Terima kasih sudah berkunjung! :>

Giant Termite vs Unicorn Ant! Who would win? (©HodariNundu)


---

Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar