Rabu, 02 November 2016

Biawak Komodo dan Perjalanan Evolusinya

Kita tentunya sudah tak asing lagi dengan hewan khas Indonesia yang satu ini. Biawak Komodo, atau cukup dipanggil komodo (Varanus komodoensis) adalah sejenis kadal raksasa yang hanya dapat ditemui di beberapa pulau di Nusa Tenggara Timur, yakni Flores, Gili Motang, Gili Dasami, Komodo, Padar, dan Rinca. Dengan panjang mampu mencapai 3 meter dan berat 70 kg, ia merupakan spesies kadal terbesar yang masih bertahan hidup.

Seekor komodo memamerkan kegagahannya. (©Caters News Agency)

Banyak orang menganggap bahwa ukuran tubuhnya yang besar adalah akibat dari terjadinya gigantisme pulau (island gigantism), yakni kondisi dimana tak ada karnivora besar lain di pulau-pulau tempat tinggal biawak ini, sehingga komodo tumbuh menjadi raksasa. Namun, dari hasil studi terbaru didapat kesimpulan bahwa komodo di Nusa Tenggara Timur sebenarnya merupakan populasi relik dari spesies biawak raksasa yang berasal dari Australia. Sekumpulan fosil yang dinyatakan sebagai fosil komodo telah ditemukan di wilayah Queensland, Australia yang berusia lebih dari 3,8 juta tahun lalu pada Kala Pliosen.

Sepasang komodo berebut mangsa, seekor kambing malang yang
pincang. (©Caters News Agency)

Para ilmuwan berspekulasi bahwa leluhur komodo adalah sejenis biawak primitif (Varanus sp.) yang diperkirakan berasal dari Afrika dan bermigrasi ke Australia dengan menyeberangi samudra sekitar 40 juta tahun lalu, tepatnya pada Kala Eosen. Kemudian, pada Kala Miosen (15 juta tahun lalu), terjadi sebuah tumbukan antara daratan Sahul (Australia-Papua) dengan Sunda (Indo-Malaya) yang menyebabkan munculnya kepulauan Indonesia. Ini membuat komodo di Australia memperluas persebaran mereka hingga pulau Timor.

Pada Kala Pleistosen, terjadilah sebuah periode yang kita kenal sebagai Zaman Es yang menyebabkan penurunan permukaan laut yang drastis sehingga terciptalah sebuah jembatan darat yang menghubungkan pulau-pulau di Nusa Tenggara - termasuk Flores dan sekitarnya - yang memungkinkan para kadal raksasa ini untuk mengekspansi pulau-pulau tersebut. Diperkirakan komodo saat itu menyebar ke seluruh kepulauan Nusa Tenggara.

Daratan Sunda dan Sahul pada Zaman Es. (©Maximilian Dörrbecker)
Spesimen fosil V. komodoensis dari Queensland,
Australia. (©PLoS One)

Di Flores, komodo merupakan predator darat terbesar di pulau tersebut selama akhir Kala Pleistosen. Ia hidup berdampingan dengan sejenis bangau tongtong raksasa (Leptoptilos robustus), gajah kerdil (Stegodon florensis dan Stegodon sondarii), kura-kura raksasa (Megalochelys atlas), dan manusia kerdil alias Hobbit (Homo floresiensis), serta beberapa jenis tikus raksasa dan sejenis biawak besar lain (Varanus hooijeri).

Sekitar 10.000 tahun yang lalu, diperkirakan terjadi sebuah letusan gunung berapi dahsyat di Flores yang menyebabkan kepunahan besar-besaran. Bangau raksasa, stegodon, kura-kura, serta para hobbit menghilang dari Flores, meninggalkan komodo - dan beberapa tikus raksasa - sebagai megafauna terakhir yang tersisa di pulau tersebut...

Megafauna Pleistosen yang ditemukan di situs fosil Liang Bua, Flores. (©PastTimePaleo)

Ketika Zaman Es berakhir setelah terjadinya periode glasial akhir, permukaan laut kembali naik sehingga kepulauan Indonesia kembali terpecah, menyebabkan komodo dan makhluk lain di kepulauan Nusa Tenggara terisolasi dari benua utama. Populasi terakhir komodo di Australia punah pada akhir Kala Pleistosen (40.000 tahun lalu) bersama dengan berbagai jenis megafauna lain termasuk spesies biawak raksasa yang bahkan berukuran lebih besar dari komodo itu sendiri, Megalania (Varanus priscus) yang merupakan kadal terbesar sepanjang masa, yang mampu mencapai panjang tubuh hingga 7 meter.

Rekonstruksi dari Megalania, spesies kadal terbesar sepanjang masa. (©Vlad Konstantinov)

Penyebab kepunahan massal di Australia hingga kini masih menjadi perdebatan di antara para ahli. Sebagian besar sepakat bahwa perubahan iklim pada akhir Zaman Es-lah penyebabnya, namun banyak juga yang mengatakan bahwa umat manusia-lah yang bertanggung jawab. Memang, semenjak manusia yang diwakili oleh bangsa Melanesia tiba di daratan Sahul pada 90.000 tahun yang lalu, mereka melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar hutan. Pembakaran secara besar-besaran inilah yang membuat jumlah lahan hijau di Australia berkurang dengan signifikan, sehingga populasi megafauna yang sangat bergantung pada hutan pun menurun drastis.

Megafauna Australia, dari kiri ke kanan searah jarum jam: Genyornis, Diprotodon, Procoptodon, Thylacinus, Thylacoleo,
dan Megalania. Semua hewan besar ini menghilang dari muka Bumi sekitar 40-30 ribu tahun lalu. (©Peter Trusler)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komodo sebenarnya adalah pendatang dari Australia, bukan hewan asli Indonesia. Namun, saat ini Indonesia-lah tempat pertahanan terakhir dari para kadal raksasa ini, sehingga komodo pun menjadi hewan endemik di sini. Meski terancam oleh adanya eksploitasi alam ataupun perburuan oleh manusia yang masih kerap kali terjadi, namun populasi hewan ini relatif stabil. Status konservasinya saat ini adalah VU (Vulnerable atau Rentan).

Oleh karena itu, bersyukurlah kita masih dapat menyaksikan kegagahan dari naga raksasa yang kharismatik ini...

Pertarungan mematikan antara dua pejantan komodo. (©Andrey Gudkov)

Minggu, 23 Oktober 2016

Bangsa-Bangsa Yang Berhasil Bertahan Dari Ekspansi Mongol

Jangkauan terluas Kekaisaran Mongolia dan negeri-negeri yang berhasil bertahan dari ekspansinya

Kekaisaran Mongolia adalah salah satu imperium manusia terbesar sepanjang masa. Berawal dari penyatuan suku-suku nomaden di gurun Gobi oleh seorang anak kepala suku bernama Temujin (Genghis Khan), bangsa Mongol dengan cepat menjelma menjadi kekuatan adikuasa terbesar di Eurasia pada masanya. Mereka berhasil menaklukkan peradaban-peradaban terbesar dunia saat itu: Dinasti Jin, Xia, dan Song (Cina), Khanat Qara Khitai (Khitan), Kekhalifahan Abbasiyah dan Khwarezmia (Islam), Volga Bulgaria dan Rus Kiev (Rusia), serta Hongaria dan Polandia (Eropa Timur). Semua bangsa ini menyatakan tunduk pada hegemoni Mongol.

Di puncak kejayaannya pada tahun 1279, Kekaisaran Mongolia menguasai hampir seluruh Eurasia. Kekuasaannya membentang dari Hongaria di Eropa Timur hingga semenanjung Korea. Dengan kavaleri yang terlatih dan infantri bersenjatakan meriam tangan, pasukan Mongol terbukti merupakan militer terkuat dan paling ditakuti dunia kala itu. Namun, dari ratusan bangsa yang pernah bertempur dengan pasukan Mongol, ada beberapa yang berhasil bertahan bahkan menang dan memaksa pasukan Mongol untuk mundur, baik karena keberuntungan atau memang karena pasukan mereka lebih kuat dari bangsa Mongol. Dan pada postingan kali ini, saya akan membahas mereka, bangsa-bangsa yang berhasil bertahan dari ekspansi Kekaisaran Mongol. Selamat menikmati... :>


1. Kesultanan Mamluk (Mesir) [1260 dan 1281]


Peta wilayah kekuasaan Kesultanan Mamluk dibawah Dinasti Bahri

Kesultanan Mamluk adalah sebuah dinasti Muslim yang berkuasa di Mesir pada Abad Pertengahan. Kekuasaannya meliputi seluruh Mesir, Israel, Palestina, Lebanon, Suriah, dan Hejaz. Saat pasukan Mongol sedang gencar-gencarnya melancarkan ekspansi ke seluruh dunia, Dinasti Mamluk baru saja berdiri setelah konflik perebutan kekuasaan dengan Dinasti Ayyubiyah berakhir. Perang antara Mongol-Mamluk terjadi tiga kali, yakni Pertempuran Ain Jalut dan Pertempuran Homs (I-II). Ketiganya dimenangkan oleh pasukan Mamluk. Kekalahan melawan pasukan Mesir merupakan kekalahan pertama yang dialami oleh pasukan Mongol.

Kemenangan pasukan Mamluk melawan Mongol tak lepas dari strategi yang matang dari sultan Mamluk saat itu (Sultan Qutuz) dan panglima perangnya (Jenderal Baybars). Beberapa tahun sebelum Pertempuran Ain Jalut, Sultan Qutuz menghukum mati para utusan Mongol yang dikirim oleh Hulagu Khan, gubernur Mongol di Ilkhanat (Persia). Qutuz kemudian mengirim mata-mata ke Baghdad, pusat pemerintahan orang Mongol di Timur Tengah untuk mengawasi pergerakan pasukan Mongol. Kota tua Baghdad telah diambil alih oleh Kekaisaran Mongol yang menaklukkannya pada tahun 1258. Kala itu, kota tersebut merupakan pertahanan terakhir dari Kekhalifahan Abbasiyah. Jatuhnya Baghdad menjadi pertanda runtuhnya Kekhalifahan Islam tersebut, dan sejak saat itu Dunia Islam mengalami masa kegelapan.

Pertempuran pertama antara pasukan Mongol-Mamluk terjadi pada tahun 1260 di Ain Jalut, Palestina. Pasukan Mesir pimpinan Jenderal Baybars berjalan melewati Yerusalem dan Tripoli, kota-kota suci yang saat itu telah dikuasai oleh para crusaders, pejuang-pejuang Kristen Eropa sejak masa Perang Salib (1095-1291). Para pejuang salib memperbolehkan pasukan Muslim Mesir untuk melewati wilayah mereka karena memandang Kekaisaran Mongolia sebagai ancaman yang lebih besar daripada orang-orang Muslim. Untuk sejenak, negara-negara Muslim dan Kristen yang berseteru dalam Perang Salib pun berdamai.

Sesampainya di Ain Jalut, pasukan Mesir berhadapan dengan pasukan Mongol pimpinan Jenderal Kitbuqa. Medan tempur yang berupa gurun masih merupakan hal baru bagi kavaleri Mongol sehingga mereka masih kesulitan bergerak, sementara pasukan Mamluk yang telah terbiasa dengan mudah menandingi kuda-kuda Mongol. Dalam perang ini, Sultan Qutuz menggunakan taktik 'serang-dan-lari' dengan menggunakan satu pasukan kecil yang dipimpin Baybars untuk memancing pasukan Mongol ke tempat persembunyian pasukan Mamluk yang lebih besar di dataran tinggi. Pasukan Mongol yang kehilangan banyak pasukan, termasuk Jenderal Kitbuqa yang turut terbunuh, akhirnya mundur kembali ke Baghdad. Dalam beberapa tahun ke depan, mereka kembali melancarkan serangan ke Mesir, namun akhirnya tetap tak dapat menaklukkan Kesultanan Mamluk.

2. Keshogunan Kamakura (Jepang) [1274 dan 1281]


Peta wilayah Keshogunan Kamakura pada masa pemerintahan klan Hojo

Keshogunan Kamakura adalah sebuah pemerintahan militer yang berkuasa di Jepang dari tahun 1185-1333, dengan shogun (penguasa) pertamanya adalah Minamoto no Yoritomo. Wilayahnya meliputi seluruh Jepang modern minus Hokkaido dan Ryukyu (Okinawa). Sebelum melancarkan serangan ke Jepang, pasukan Mongol terlebih dahulu menundukkan Kerajaan Goryeo (Korea) pada 1259 dan menyerang penduduk Ainu di pulau Sakhalin, Rusia. Invasi militer Mongol terhadap Jepang terjadi dua kali, yakni pada tahun 1274 dan 1281, semuanya dibawah perintah Kublai Khan, Kaisar Agung Yuan. Namun, keduanya mengalami kegagalan akibat kekurangan pasukan. Pada pertempuran pertama di Teluk Hakata, sebagian besar pasukan Mongol tewas saat kapal mereka tenggelam setelah terhantam topan badai dalam penyeberangan mereka dari Korea, termasuk bantuan sejumlah 60.000 pasukan.

Meski begitu, pasukan Mongol yang dibantu pasukan Korea sempat menang dalam pertempuran-pertempuran awal di pulau-pulau kecil di Selat Korea. Sementara di Honshu dan Kyushu, pertempuran antara pasukan Mongol-Korea dengan para samurai Kamakura berlangsung sengit. Para samurai yang mengandalkan pedang harus bertahan sekuat tenaga melawan pasukan Mongol yang bersenjatakan panah ledak, granat, dan meriam tangan. Namun mereka akhirnya dapat memukul mundur pasukan Mongol setelah datang lebih banyak bantuan. Pasukan Mongol yang kewalahan pun mundur ke kapal mereka dan langsung angkat sauh di tengah badai. Badai yang semakin dahsyat menghancurkan armada Mongol, ada sekitar 200 kapal yang tenggelam di perjalanan. Kapal-kapal Mongol yang besar berlayar dengan lambat, sementara para samurai mengejar dengan perahu-perahu kecil yang lebih cepat dan dengan segera menaiki kapal-kapal Mongol. Pertempuran kembali terjadi. Para samurai menyerang dengan ganas sementara prajurit Mongol yang kesulitan menggunakan panah mereka banyak yang tewas. Armada Mongol pun hancur di tengah laut. Tujuh tahun kemudian, Kublai Khan kembali mengirim ekspedisi ke Jepang, namun ekspedisi ini juga mengalami kegagalan dengan sebab yang sama dengan penyerangan pertama.

3. Kerajaan Dai Viet dan Champa (Vietnam) [1258, 1285, dan 1287-1288]

Kerajaan Dai Viet dan Champa pada abad ke-13

Di Abad Pertengahan, Vietnam terbagi menjadi dua kerajaan besar yang saling berseteru, yakni Dai Viet di utara dan Champa di selatan. Pasukan Mongol dibawah Dinasti Yuan melancarkan 3 kali penyerangan ke kedua kerajaan tersebut. Namun, dalam perkembangannya pasukan Mongol mengalami banyak kendala. Serangan Mongol membuat Dai Viet dan Champa yang telah berseteru selama ratusan tahun setuju untuk bersatu menghadang invasi tersebut. Geografi Vietnam adalah hutan tropis yang bertanah lembap dan dikelilingi sungai-sungai besar. Akibat medan yang sulit tersebut, kavaleri Mongol mengalami kesulitan untuk bergerak, sementara pasukan lokal Dai Viet-Champa yang telah berpengalaman melancarkan serangan dengan taktik gerilya.

Kaisar Kublai Khan pertama-tama mengirim utusan kepada Dai Viet pada 1254 untuk meminta izin agar pasukannya diperbolehkan melewati wilayah kerajaan tersebut untuk menyerang Kekaisaran Sung, yang kala itu merupakan negara merdeka terakhir di Cina yang belum tunduk pada Mongolia. Sebelumnya, pasukan Mongol telah menaklukkan Kerajaan Dali di Yunan pada tahun 1253. Permintaan Kublai Khan ditolak oleh Kaisar Tran, penguasa Dai Viet kala itu. Ia beranggapan bahwa jika pasukan Mongol berhasil menaklukkan Sung, maka setelah itu pasti negaranya yang menjadi sasaran penaklukan Mongol selanjutnya. Jawaban Kaisar Tran pun memancing amarah Kublai Khan, yang memerintahkan Jenderal Uriyangkhadai untuk memimpin invasi terhadap Vietnam pada tahun 1257.

Dalam 3 kali peperangan (tahun 1257, 1285, dan 1287), pasukan Mongol mengalami kekalahan besar. Dibawah pimpinan Jenderal Tran Hung Dạo, salah seorang pangeran Vietnam, pasukan aliansi Dai Viet-Champa berkali-kali berperang dan sukses memukul mundur gempuran pasukan Mongol. Selain korban dalam pertempuran darat biasa, banyak prajurit Mongol yang tewas tenggelam saat armada mereka melintasi sungai Mekong dan Chao Phraya, akibat termakan jebakan dari pasukan Dai Viet-Champa. Di lain pihak, kedua kerajaan Vietnam ternyata juga banyak kehilangan pasukan. Pada akhirnya, baik Dai Viet maupun Champa memutuskan untuk tunduk pada Dinasti Yuan demi mencegah konflik berkepanjangan. Namun, hubungan ini tak berlangsung lama. Karena setelah Kublai Khan meninggal dunia, Dai Viet dan Champa sama-sama melepaskan diri dari hegemoni Mongol dan kembali menjadi negara independen.

4. Kerajaan Majapahit (Indonesia) [1293]


Peta jangkauan terluas dari Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Sri Rajasanagara (Hayam Wuruk)

Di masa pemerintahan Prabu Kertanegara, Kemaharajaan Singhasari mengalami masa kejayaannya dan menjadi negeri yang subur dan makmur. Mendengar kabar bahwa Kekaisaran Mongol sedang gencar melancarkan ekspansi ke seluruh Eurasia, sang Prabu melancarkan ekspedisi ke Sumatra dan Malaya untuk menjalankan aliansi dengan Kemaharajaan Dharmasraya yang berpusat di Jambi. Kertanegara bahkan tak segan-segan memaksa mereka dengan kekerasan apabila menolak ajakannya. Ekspedisi yang kemudian dikenal dengan Pamalayu dan berlangsung dari tahun 1275-1284 ini akhirnya sukses menjadikan Singhasari sebagai penguasa tertinggi di Tanah Melayu.

Sementara itu, Kublai Khan mengirim utusan yang memaksa Singhasari agar tunduk pada Mongol. Kertanegara dengan tegas menolaknya dan memotong telinga salah satu utusan itu dan bahkan menantang Kublai Khan. Sang Khan yang tersinggung pun sangat marah dan segera mengirim ekspedisi sejumlah 1000 kapal ke Jawa. Namun, hampir sama seperti di Jepang, banyak kapal Mongol yang tenggelam di perjalanan akibat badai. Hingga akhirnya mereka memasuki Nusantara dan mendarat di pulau Bangka untuk beristirahat selama beberapa bulan.

Dari Bangka, armada Mongol berlabuh dan mendarat di Karimunjawa. Dari sana, mereka mengirim utusan ke Jawa, yang kemudian mengirim kabar bahwa Jawa telah mengalami perpindahan kekuasaan dari Singhasari ke Kediri yang memberontak. Kertanegara telah tewas di tangan Jayakatwang, adipati Kediri. Pasukan Mongol kemudian bekerja sama dengan Raden Wijaya, menantu dari Kertanegara yang dendam pada Jayakatwang dan mengaku sebagai penguasa Jawa yang sah. Setelah mendirikan markas di Ujunggaluh (Surabaya), para Jenderal Mongol pun pergi ke desa Majapahit untuk berunding dengan Wijaya, yang mengatakan bahwa ia bersedia menjadi bawahan Yuan, namun setelah orang-orang Mongol membantunya mengalahkan Jayakatwang. Pasukan Mongol pun berperang dengan Kediri, dibantu oleh Wijaya dan pengikutnya dari Majapahit yang setia pada Singhasari dan anti-Kediri. Pasukan gabungan Mongol-Majapahit pun berhasil menghancurkan Kediri.

Namun, Wijaya yang ingin menjadi raja dan tak sudi menjadi bawahan Mongol lalu memberontak dan menyerang pasukan Mongol saat mereka tengah lengah. Prajurit Majapahit berhasil membuat pasukan Mongol kocar-kacir, mereka kehilangan sekitar 3000 prajurit. Pada akhirnya, pasukan Mongol yang kewalahan terpaksa mundur ke kapal dan angkat sauh, kembali ke Beijing. Sementara itu, Wijaya dinobatkan menjadi raja Jawa, menandai lahirnya sebuah imperium baru, Kerajaan Majapahit. Dalam perkembangannya, Majapahit memperluas kekuasaannya hingga sebagian besar Nusantara dan menjadi salah satu penguasa lokal terbesar di Asia Tenggara sebelum kedatangan bangsa Eropa.

5. Kesultanan Delhi (India) [1221-1327]


Jangkauan terluas dari Kesultanan Delhi dibawah kekuasaan Dinasti Tughluq

Pasukan Mongol berkali-kali melancarkan serangan ke jazirah India selama lebih dari 100 tahun, dari 1221-1327. Mereka berhasil menduduki wilayah Pakistan dan Punjab selama beberapa dekade. Pasukan Mongol yang semakin dalam memasuki India akhirnya berhadapan dengan penguasa terbesar India saat itu, Kesultanan Delhi. Ekspedisi Mongol ke India telah terjadi sejak masa pemerintahan Genghis Khan. Dimulai dari pengejaran Sultan Jalal ad-Din, penguasa Kesultanan Khwarezmia - yang baru saja dihancurkan pasukan Mongol - yang melarikan diri dari Samarkand ke India. Pengejaran sampai ke negeri Sindhu (Indus), dimana terjadi pertempuran yang berhasil dimenangkan pihak Mongol. Kemudian, pada tahun 1235 pasukan Mongol menginvasi daerah Kashmir di utara India lalu menyerang Peshawar dan Lahore. Namun mereka belum benar-benar mengalami kontak dengan Kesultanan Delhi.

Konflik sebenarnya antara Mongol-Delhi baru dimulai pada tahun 1260an, setelah Kekaisaran Mongol terpecah menjadi empat akibat perang sipil. Saat itu, Khanat Chagatai, salah satu pecahan Mongol yang menguasai Asia Tengah hendak memperluas kekuasaannya hingga India. Pada saat yang sama, Kesultanan Delhi dibawah pemerintahan Dinasti Khilji juga sedang melancarkan ekspedisi penaklukkan di negeri-negeri sekitarnya. Pasukan Mongol dibawah perintah Duwa Khan awalnya menginvasi Afghanistan, kemudian menyerang Punjab. Di sini, mereka bertemu dan bertempur dengan pasukan Delhi, namun mengalami kekalahan. Sultan Delhi kemudian menangkap sekitar 4000 prajurit Mongol dan dibawa ke Delhi. Mereka lalu memeluk Islam dan diberikan sebuah permukiman yang bernama Mughalpura ("Kota Mongol").

Pasukan Mongol terus melancarkan serangan ke Delhi hingga 40an tahun berikutnya, namun selalu mengalami kegagalan. Pasukan Delhi dibawah pimpinan Sultan Alauddin Khilji dan Jenderal Zafar Khan terbukti mampu mengimbangi kekuatan Mongol. Pasukan Mongol kembali menyerang India setelah Kesultanan Delhi berganti penguasa, Dinasti Tughluq. Perang besar terjadi pada 1327 dimana pasukan Mongol mampu mengimbangi kekuatan Delhi. Namun, pada akhirnya mereka tetap mengalami kekalahan. Dalam waktu-waktu berikutnya, Mongol berhenti melancarkan serangan ke India. Justru, Kesultanan Delhi menjalin hubungan dengan dua negara pecahan Mongol, Dinasti Yuan di Tiongkok dan Ilkhanat di Persia. Sementara Khanat Chagatai sendiri mengalami perang saudara dan terpecah menjadi beberapa negara bagian.

Bangsa Mongol baru benar-benar bisa menguasai jazirah India pada tahun 1600an, dibawah Dinasti Timur yang kemudian dilanjutkan oleh Dinasti Mughal. Dinasti Mughal inilah yang membawa India pada masa keemasaannya, dan merupakan penguasa lokal terbesar yang bertahan, sebelum akhirnya kerajaan besar tersebut runtuh pada awal abad ke-18, dan pusat kekuasaannya menjadi perebutan tiga imperium besar Asia: Kekaisaran Maratha dari Maharashtra, Kekaisaran Afshariyah dari Persia, dan Kekaisaran Durrani dari Afghanistan. Dinasti Mughal akhirnya benar-benar musnah setelah India jatuh ke tangan Kekaisaran Inggris pada abad ke-19, satu-satunya imperium manusia yang mengungguli bangsa Mongol dalam hal luas wilayah kekuasaan...

Rabu, 12 Oktober 2016

Ketika Makassar Menguasai Australia

Selama ribuan tahun, Australia seakan terisolasi dari kemajuan arus peradaban manusia yang tengah berkembang pesat. Baru sekitar 300 tahun yang lalu, benua ini mulai mendapat perhatian dan peranan dalam kancah peradaban dunia, ketika bangsa Eropa diwakili oleh James Cook akhirnya menginjakkan kaki di benua terasing ini pada 1770.

Namun tahukah Anda? Sekitar satu-dua abad sebelum kedatangan bangsa Eropa, sebagian penduduk asli Australia sudah menjalin hubungan dengan orang luar. Mereka adalah bangsa Makassar. Sejak Karaeng Tumapa'risi' Kallona menyatukan kesultanan Gowa dan Tallo di Sulawesi Selatan menjadi satu negara kesatuan (Kesultanan Makassar) pada 1528, mereka kemudian melakukan ekspansi ke berbagai daerah, terutama di Nusantara bagian timur. Dengan cepat, Makassar menjadi salah satu penguasa terbesar di wilayahnya. Jangkauan terluas kekuasaannya meliputi seluruh Sulawesi dan kepulauan di sekitarnya, Kinabatangan sampai pulau Laut di Kalimantan, sebagian besar kepulauan Nusa Tenggara dan Maluku, serta pesisir utara Australia.... Yap, AUSTRALIA.

Peta yang menunjukkan jangkauan terluas dari kesultanan Makassar pada
masa keemasannya di pertengahan abad ke-17 (1640-1660).

Hegemoni Makassar di Australia utara (Northern Territory) dimulai di penghujung abad ke-16, saat para nelayan Makassar yang sedang melaut tiba di daratan ini dan menemukan banyak teripang (timun laut) di sepanjang pesisir pantainya. Untuk informasi, teripang adalah sejenis invertebrata yang berkerabat dekat dengan bintang laut. Bagi nelayan Makassar, teripang merupakan salah satu komoditas penting kala itu, terutama bagi para investor Cina yang menggunakannya sebagai barang konsumsi dan obat. Selain di Australia, ada sepuluh bandar teripang lain di Nusantara timur yang sering disinggahi oleh para saudagar Makassar, yaitu Selayar, Buton, Sumbawa, Timor, Sermata, Tanimbar, Kei, Aru, dan Raja Ampat, serta kota Makassar itu sendiri.

Variasi teripang pasir (Holothuria scabra), spesies timun laut
yang paling umum dijumpai di Australia. (©ResearchGate)

Para nelayan pun memborong timun-timun laut itu dan kembali ke Makassar untuk mengabarkan pengepul lain perihal lokasi perburuan teripang baru tersebut. Bersama para saudagar Bugis dan Melayu, mereka kembali ke tempat itu, yang mereka sebut sebagai Tanah Marege, untuk berburu teripang. Di sana, mereka berdagang dan menjalin hubungan dengan penduduk setempat, suku Aborigin Yolngu (Yolŋu). Saudagar Makassar menukar pakaian, tembakau, pisau, nasi, dan alkohol dengan teripang dan hasil laut lain yang dijual oleh orang Yolngu. Perlahan tapi pasti, hubungan dagang ini menciptakan ikatan persaudaraan antara kedua suku bangsa tersebut. Pernikahan antara orang Makassar dengan Yolngu pun terjadi. Banyak orang Yolngu yang diboyong ke Makassar, mempererat hubungan antara orang Makassar dan Yolngu.

Cuplikan film Yolngu Boy (2001), sebuah film drama Australia yang
mengisahkan tentang perjalanan hidup tiga orang pemuda Yolngu. (©SBS)

Dalam perkembangannya, para pelaut Makassar juga menyebar ke barat daya, ke daerah yang kini bernama Kimberley. Di sana, mereka menanam pohon asam jawa di kala mereka beristirahat sambil menunggu datangnya angin untuk kembali ke Sulawesi. Tempat ini pun dinamakan Kayu Jawa. Kedua tempat ini, Marege dan Kayu Jawa, kemudian menjelma menjadi dua pelabuhan utama bagi perdagangan teripang Makassar-Aborigin di Australia hingga 300 tahun berikutnya.

Semakin hari semakin banyak orang Makassar yang datang ke Marege dan Kayu Jawa. Dengan mengikuti angin muson, mereka mengunjungi tempat-tempat tersebut secara rutin tiap Desember. Para peneliti memperkirakan rombongan Makassar yang datang ke Northern Territory tiap tahun berjumlah 100-an orang. Mereka mendirikan permukiman dan menularkan kebudayaan Makassar kepada para pribumi. Masyarakat Yolngu di Arnhem Land diketahui menggunakan bahasa yang serupa dengan bahasa Makassar. Beberapa kosakatanya bahkan ada yang sama, seperti rupiah (uang), jama (kerja), dan balanda (orang bule/kulit putih). Selain itu, juga ditemukan lukisan gua dan ukiran kayu Aborigin yang menggambarkan perahu pinisi khas Makassar, serta situs Wurrwurrwuy berupa susunan batu yang dibuat oleh orang Yolngu untuk mengenang orang Makassar. Bahkan, kemungkinan besar orang Makassar-lah yang pertama kali menyebarkan Islam di Australia.

Beberapa peninggalan Makassar di Northern Territory: meriam tangan (lantaka), lukisan-lukisan
 gua kapal pinisi di Arnhem Land , dan susunan batu Yolngu di situs Wurrwurrwuy.

Bukti peninggalan fisik lain adalah beberapa buah meriam tangan atau lantaka (1908 & 2012) yang setelah diteliti merupakan peninggalan Makassar. Bukti-bukti ini menyimpulkan bahwa bukan hanya rakyat biasa yang datang ke Tanah Marege, namun juga golongan militer dan para bangsawan. Sebuah sumber menyebutkan bahwa Sultan Makassar melaksanakan kunjungan rutin setiap tahun ke Australia. Sang sultan menyatakan bahwa Tanah Marege dan Kayu Jawa merupakan bagian dari wilayah kekuasaannya. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1640, di masa pemerintahan Sultan Muhammad Said (1639-1653), ayah dari Sultan Hasanuddin. Kala itu, Makassar telah berevolusi menjadi kerajaan maritim yang kuat dan disegani.

Rute yang dilalui oleh para pengepul teripang dari Makassar. Tampak Marege dan
Kayu Jawa di antara duabelas lokasi perburuan teripang di Indonesia timur, abad ke-17. 

Di puncak kejayaan perdagangan teripang, saudagar Makassar dan Bugis mendominasi pantai utara Australia sejauh ribuan kilometer, dari Cape Leveque di Australia Barat sampai pulau Groote Eylandt di Teluk Carpentaria. Kesultanan Makassar telah berhasil mengubah wajah Australia. Sejak kedatangan Makassar, pantai utara Australia semakin ramai dan kehidupan warga Marege dan Kayu Jawa begitu makmur dan terjamin. Saat rombongan James Cook akhirnya tiba di benua ini, mereka melaporkan tentang banyaknya kapal pinisi Selebes (Sulawesi) yang bersandar dan berseliweran di sekitar perairan Northern Territory. Kebiasaan nelayan Makassar untuk berburu teripang di Australia rupanya telah menjadi tradisi yang diwariskan turun-temurun.

Kapal Pinisi Makassar modern dari Bulukumba, Sulawesi Selatan. (©GoCelebes)

Memasuki awal abad ke-20, pemerintah Australia mulai mengadakan pungutan pajak bagi perdagangan teripang dan komoditas lainnya. Kapal-kapal asing diwajibkan bersandar di Pelabuhan Darwin dan dipungut biaya tambahan, termasuk pinisi Makassar. Selain itu, permintaan teripang juga menurun karena kekacauan di Cina saat itu. Para pelaut Makassar yang merasa terbebani pun memutuskan untuk tak datang lagi ke Australia. Satu persatu mereka meninggalkan Tanah Marege, memutus hubungan mereka dengan suku Yolngu yang telah menjadi sahabat mereka selama ratusan tahun. Pinisi Makassar terakhir akhirnya meninggalkan Arnhem Land pada tahun 1907. Using Daeng Rangka, kapten kapal Makassar terakhir yang berkunjung ke Australia, sebelum angkat sauh sempat berucap pada orang-orang Yolngu bahwa mungkin, mereka tak akan pernah kembali lagi ke Marege.

Pantai Wurrwurrwuy di Garanhan, Arnhem Land, yang dipercaya sebagai salah satu lokasi
persinggahan pelaut Makassar dari abad ke-17 sampai awal abad ke-19. (©Kompas)

Namun, beberapa tahun terakhir ini, tampaknya industri perdagangan teripang di Arnhem Land mulai bergeliat kembali. Para investor Cina mulai beramai-ramai mengajukan permintaan dengan harga tinggi terhadap teripang Australia. Para pengusaha Aborigin modern di Northern Territory pun mulai mengembangbiakkan hewan yang telah menghidupi leluhur mereka selama ratusan tahun itu. Dan untungnya, kali ini pemerintah Australia tampaknya turut mendukung usaha mereka untuk menghidupkan kembali industri teripang. Yah semoga saja dengan ini, hubungan baik antara Makassar-Yolngu kembali terjalin, yang juga berarti hal positif bagi hubungan Indonesia-Australia. Pinisi Makassar pun akan kembali berlabuh di Marege dan Kayu Jawa...

---

Referensi:

- Makassan contact with Australia - Wikipedia
- Northern Territory For Everyone: Makassan Visitation of the Territory Coast
- PLOS ONE: The History of Makassan Trepang Fishing and Trade
- Re-discovering 'Marege' - our unique Makassan maritime legacy
Sejarah Kota Makassar: II. Masa Kerajaan Gowa
- Kala Pelaut Makassar Pergi dan Tak Kembali ke Australia
- Berkunjung ke Pantai "Orang Makassar" di Utara Australia
- Meriam Makassar Pengubah Sejarah Australia
The Carronade Island Guns and Southeast Asian gun founding
- Diaspora Indonesia: Misteri Pada Masa Lalu, Ternyata Australia Pernah Jadi Bagian dari Nusantara
- Sea Cucumber as Food - Wikipedia
- Value of sea cucumbers rising

Jumat, 07 Oktober 2016

Peta Sejarah Indonesia Periode 1900-2016



Bangsa Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Sejak ribuan tahun, bangsa ini terpecah-pecah menjadi berbagai kerajaan kaya dan berdaulat. Sebagian besar sempat bersatu di bawah negeri-negeri besar seperti Sriwijaya, Majapahit, Makassar, Ternate, Tidore, atau Hindia Belanda, hingga akhirnya benar-benar bersatu menjadi satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, di bawah Sang Saka Merah Putih, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam postingan kali ini, saya akan membahas tentang timeline sejarah Indonesia selama 116 tahun terakhir, sejak dimulainya abad ke-20 (1900) hingga awal abad ke-21 (2016), yang saya hadirkan lewat 11 buah peta yang saya buat atas nama keisengan dan kebosanan karena nganggur ketertarikan saya terhadap sejarah Indonesia. Harap dicatat bahwa sebagian besar informasi yang saya ambil untuk membuat kesebelas peta di bawah ini adalah dari sumber-sumber 'seadanya', jadi saya mohon maaf jika masih ada kekurangan baik dalam hal keakuratan ataupun kelengkapan informasinya. Jadi, selamat menyimak dan menikmati peta-peta berikut ini! :>


-----------------------------------------------------------------------

Peta Indonesia 1900

1900-1919: Belanda masih melancarkan ekspedisi Pax Neerlandica dengan melancarkan serangan ke kesultanan Aceh serta beberapa kerajaan di Bali dan Sulawesi, beberapa negara independen yang tersisa di Nusantara yang belum tunduk pada hegemoni Hindia Belanda. Belanda kemudian juga menaklukkan beberapa daerah terpencil lain yang belum dikuasainya, selain juga memadamkan berbagai pemberontakan yang muncul. Pada periode ini pula, kedua proklamator kemerdekaan Indonesia, Sukarno dan Hatta, dilahirkan...


  • Raja Gianyar takluk pada Belanda. (1900)
  • Kelahiran Sukarno. (6 Juni 1901)
  • Kelahiran Mohammad Hatta. (12 Agustus 1902)
  • Sultan Aceh akhirnya menyerah pada Belanda, mengakhiri riwayat kesultanan Aceh yang telah berusia 407 tahun. Namun perlawanan gerilya rakyat Aceh terus berlanjut hingga puluhan tahun kemudian. (1903)
  • Ekspedisi militer Belanda menguasai wilayah Batak di Sumatra. (1904)
  • Kerajaan Larantuka di Flores dibubarkan dan dikendalikan secara penuh oleh Hindia Belanda. (1904)
  • Kerajaan Bone dan seluruh Sulawesi berhasil diduduki oleh pasukan Belanda. (1905)
  • Belanda menduduki kepulauan Mentawai. (1905)
  • Belanda menyerbu kerajaan Badung dan Tabanan. Raja Tabanan menyerahkan diri dan kemudian bunuh diri di dalam sel tahanan Belanda. (September 1906)
  • Belanda menguasai Sumba. (1906)
  • Pemberontakan di Flores dan Jambi. Berhasil diredam oleh Belanda. (1907)
  • Pemberontakan oleh laskar Batak pimpinan Sisingamangaraja XII di Tapanuli. Berhasil digagalkan Belanda setelah sang raja tewas dalam pertempuran. (1907)
  • Pemberontakan di Klungkung. Para bangsawan melakukan puputan untuk mempertahankan kehormatan mereka. (1908)
  • Kesultanan Buton dianeksasi secara penuh oleh Belanda. (1908)
  • Budi Utomo didirikan, menandakan dimulainya era Kebangkitan Nasional. (20 Mei 1908)
  • Belanda menguatkan kedudukannya atas pulau Seram dan Buru. (1909)
  • Belanda mendirikan kota Hollandia sebagai ibukota pemerintah Hindia Belanda di Papua. (7 Maret 1910)
  • Nias sepenuhnya dikuasai oleh Belanda. (1914)
-----------------------------------------------------------------------

Peta Indonesia 1920

1920-1941: PKI melakukan usaha-usaha pemberontakan pertama mereka, namun berhasil digagalkan pemerintah Hindia Belanda. Beberapa tahun kemudian, pusat pemerintahan Belanda di Eropa berhasil dikuasai oleh Hitler dan pasukan Jerman Nazi. Hubungan Jepang dan Sekutu memburuk, hingga akhirnya Jepang memutuskan untuk melakukan invasi besar-besaran ke seluruh Asia Timur dan Pasifik. Perang Dunia II pun dimulai...

  • Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, Bandung, Padang dan Silungkang. (1926-1927)
  • Raja Bone dipulihkan kekuasaannya oleh Belanda untuk menjalankan pemerintahan mandiri di bawah Hindia Belanda. (1931)
  • Kerajaan Belanda jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumukan keadaan siaga. (Mei 1940)
  • Jepang mendesak pemerintah Hindia Belanda untuk bergabung dengan "Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya", namun ditolak oleh Van Mook. (Februari 1941)
  • Jepang mengirim ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda menuntut agar pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini. (14 Mei 1941)
  • Negosiasi Hindia Belanda-Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat mengalami kegagalan. (6 Juni 1941)
  • Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya. (Desember 1941)
  • Pasukan Jepang menyerang Semenanjung Malaya. Belanda bersama Inggris dan bangsa lainnya berperang dengan Jepang. (8 Desember 1941)
  • Dua kapal perang Inggris ditenggelamkan oleh pasukan Jepang di lepas pantai Malaya. (10 Desember 1941)
  • Gerilyawan Aceh mengadakan hubungan dengan pasukan Jepang di Malaya. (16 Desember 1941)
  • Pasukan Jepang mendarat di Sarawak, kemudian membombardir Ternate. (17 Desember 1941)
  • Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina. (22 Desember 1941)
  • Kota Kuching di Sarawak dikuasai pasukan Jepang. (24 Desember 1941)
-----------------------------------------------------------------------

Peta Indonesia 1942

1942-1944: Kekaisaran Jepang melakukan invasi secara besar-besaran ke seluruh Asia Tenggara. Hanya dalam tempo kurang dari satu tahun, seluruh Nusantara berhasil dikuasai oleh pasukan Jepang. Militer Sekutu melarikan diri ke Australia. Setelah menguasai Hindia Belanda, Jepang pun memulai propaganda mereka untuk menarik dukungan dan simpati rakyat Indonesia terhadap "Terwujudnya Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya"...

  • Jepang merebut Manila, Sabah, Brunei, Tarakan, Manado, Balikpapan, dan Kendari secara berturut-turut. (2-25 Januari 1942)
  • Pertempuran besar di Ambon antara pasukan Jepang dengan pasukan gabungan Australia-KNIL. Jepang memenangkan pertempuran ini dan kota Ambon pun berhasil mereka kuasai. (30 Januari-2 Februari 1942)
  • Jepang merebut Pontianak, Makassar, Palembang, Singapura, Bali, Banda, dan Timor. (1-23 Februari 1942)
  • Pertempuran Laut Jawa yang berlangsung selama 7 jam. Angkatan Laut Sekutu dihancurkan, sementara Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal destroyer. Admiral K.W.F. Marie Doorman tenggelam bersama kapal flagship Hindia Belanda, De Ruyter. (27 Februari 1942)
  • Pasukan Jepang mendarat di Jawa, yakni di Merak, Eretan Wetan, dan Kragan. Pangkalan Udara Kalijati berhasil direbut dan dijadikan markas oleh Jenderal Imamura. (28 Februari 1942)
  • Jepang merebut Banten, Cilacap, dan Batavia secara berturut-turut. Pasukan Belanda terakhir di Jawa dikalahkan pasukan Jepang. (1-8 Maret 1942)
  • Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Seluruh Jawa pun jatuh ke tangan Jepang. Sebagian besar penguasa dan perwira Belanda melarikan diri ke Australia, sisanya ditangkap dan dipenjarakan oleh pasukan Jepang. (9 Maret 1942)
  • Laskar Aceh yang dibantu oleh pasukan Jepang menyerang serdadu Belanda yang sedang mengundurkan diri. (11 Maret 1942)
  • Seluruh Sumatra jatuh ke tangan Jepang. (28 Maret 1942)
  • Jepang merebut Ternate, Hollandia, Lombok, Sumbawa, Sumba, kep. Kai, Aru, dan Tanimbar. (April-Juli 1942)
  • Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar Hizbullah memimpin gerakan Islam radikal di Tasikmalaya. Inilah cikal bakal dari DI/TII. (7 Agustus 1942)
  • Laskar Aceh memberontak kepada Jepang, namun berhasil digagalkan. (November 1942)
  • Pemerintah Jepang membentuk PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), dengan Sukarno sebagai ketuanya. (9 Maret 1943)
  • Jepang membentuk giyugun (tentara lokal) di Sumatra dan Jawa, dengan pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela Tanah Air). Di antara anggotanya adalah Sudirman dan Suharto. (3 Oktober 1943)
  • Sukarno bersama Hatta dan Kyai Bagus Hadikusumo berangkat ke Tokyo untuk bertemu dengan Kaisar Jepang. (10 November 1943)
  • Insiden Pontianak, peristiwa pembantaian massal oleh Jepang terhadap para sultan dan bangsawan Melayu di Kalimantan. (1943-1944)
  • PUTERA digantikan oleh Jawa Hokokai. Sukarno tetap menjadi ketuanya. (Januari 1944)
  • Sekutu menyerang Sabang, Hollandia, dan Surabaya. Mereka berhasil merebut kembali kota Hollandia, komandan Jepang pun memutuskan untuk meninggalkan Irian Barat. (April-Mei 1944)
  • Sekutu membombardir kota Palembang dan Ambon. (11-28 Agustus 1944)
  • Tentara Amerika Serikat dan Sekutu mengusir Jepang dari Biak, kemudian mendarat di Morotai dan mengebom kota Balikpapan. (8-15 September 1944)
-----------------------------------------------------------------------

Peta Indonesia 1945

1945: Kekaisaran Jepang mulai terdesak dalam perang Pasifik. Blok Sekutu terus melancarkan serangan di seluruh daerah kekuasaan Jepang di Asia Timur Raya dan Pasifik, hingga akhirnya Jepang benar-benar kalah dan menyerah setelah Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia, konflik antara golongan tua dan muda, dan blablabla... hingga akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta menyatakan kemerdekaan Republik Indonesia dan mengumandangkannya ke seantero dunia...

  • Pemerintah Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), dengan Dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketuanya. (1 Maret 1945)
  • Pasukan gabungan Australia-Belanda mendarat di Tarakan. (30 April 1945)
  • Perang Majang Desa di Kalimantan antara pasukan Dayak dengan tentara Jepang. (April-Agustus 1945)
  • Laskar Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah. Mereka berhasil membunuh seluruh prajurit Jepang. (3 Mei 1945)
  • Pasukan Dayak menyerang dan membunuh beberapa prajurit Jepang di Sanggau. (Mei-Juni 1945)
  • Sidang pertama BPUPKI. (29 Mei-1 Juni 1945)
  • Pasukan Sekutu mendarat di Brunei, Sumatra Utara, dan Halmahera. (10-24 Juni 1945)
  • Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura, merencanakan pengalihan kekuasaan Hindia Belanda kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia. (Juli 1945)
  • Tentara Australia menguasai Balikpapan, sementara pesawat Amerika mengebom kota Watampone dan Sabang. (1 & 11 Juli 1945)
  • Sidang kedua BPUPKI. (10-17 Juli 1945)
  • Bom atom pertama dijatuhkan Amerika Serikat ke kota Hiroshima, dengan sekejap meluluhlantakkan kota itu. (6 Agustus 1945)
  • BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). (7 Agustus 1945)
  • Bom atom kedua dijatuhkan ke kota Nagasaki, yang langsung hancur lebur. (9 Agustus 1945)
  • Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu. (15 Agustus 1945)
  • Peristiwa Rengasdengklok, disusul oleh perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. (16 Agustus 1945)
  • Sukarno-Hatta memproklamasikan berdirinya Republik Indonesia. (17 Agustus 1945)
  • Sidang pertama PPKI: Pengesahan UUD 1945, pengangkatan Sukarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wapres, serta pembentukan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) untuk membantu presiden. (18 Agustus 1945)
  • Jepang mengumumkan penyerahan diri mereka di depan umum di Jakarta. Pasukan Jepang melucuti senjata mereka lalu membubarkan PETA dan Heiho. (22 Agustus 1945)
  • Tentara Belanda pertama pasca-perang mendarat di kota Sabang, Aceh. (23 Agustus 1945)
  • Kesultanan Siak Sri Indrapura bergabung dengan Indonesia. (Agustus 1945)
  • Kesultanan Yogyakarta bergabung dengan Indonesia. (5 September 1945)
  • Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA (pemerintah sipil Hindia Belanda) mendarat di Jakarta. (15 September 1945)
  • Pertempuran Medan Area antara Indonesia dengan Sekutu, berlangsung selama lebih dari satu tahun. (13 Oktober 1945-1946)
  • Pertempuran 5 hari di Semarang antara rakyat Indonesia melawan sisa-sisa tentara Jepang yang masih berjaga di Semarang. (15-19 Oktober 1945)
  • Pertempuran Palagan Ambarawa. Dimenangkan oleh Indonesia. (20 Oktober-15 Desember 1945)
  • Pertempuran 10 November di Surabaya. Perang dahsyat antara rakyat Surabaya dengan pasukan Inggris. 10 November kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan oleh bangsa Indonesia. (27 Oktober-20 November 1945)
-----------------------------------------------------------------------

Peta Indonesia 1946
1946-1948: Hanya dua bulan setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, laskar Indonesia sudah harus menghadapi berbagai konflik dan pertempuran, baik dengan sisa-sisa pasukan Jepang atau dengan tentara Sekutu dan terutama Belanda yang ingin menanamkan kembali kekuasaannya di Nusantara. Revolusi kemerdekaan Indonesia adalah peristiwa yang mengejutkan dunia saat itu, karena serangkaian peperangan dan pertempuran ini muncul tepat setelah berakhirnya Perang Dunia II...

  • Ibukota Indonesia dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin memburuk akibat kerusuhan antara kelompok pro-kemerdekaan dan kelompok pro-Belanda. (4 Januari 1946)
  • Peristiwa Bandung Lautan Api di kota Bandung. (23 Maret 1946)
  • Sarawak menjadi koloni dari Kekaisaran Britania. (1 Juli 1946)
  • Konferensi Malino di Sulawesi Selatan. (24 Juli 1946)
  • Perjanjian Linggarjati di bukit Linggarjati. (15 November 1946)
  • Puputan Margarana antara tentara Indonesia pimpinan I Gusti Ngurah Rai dengan pasukan Belanda di Tabanan, Bali. Laskar Indonesia mengalami kekalahan dan Belanda kemudian merebut Bali, lalu menjadikan Denpasar sebagai ibukota Negara Indonesia Timur. (20 November 1946)
  • Belanda atas nama Gubernur Jendral H.J. Van Mook mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar. (18-24 Desember 1946)
  • Raymond Westerling alias 'The Turk' melakukan genosida terhadap ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan, atas persetujuan dari Jenderal Spoor dan Van Mook. (12 Desember 1946-21 Februari 1947)
  • Belanda membujuk Suria Kartalegawa untuk memproklamasikan berdirinya Negara Pasundan di Jawa Barat. (4 Mei 1947)
  • Agresi militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. (21 Juli-5 Agustus 1947)
  • Perjanjian Renville di atas kapal perang USS Renville. (17 Januari 1948)
  • Amir Syarifuddin mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR). PKI lalu bergabung dengan organisasi ini. (Februari 1948)
  • Pemberontakan rakyat Biak pimpinan Frans Kaisiepo terhadap pemerintah Belanda di Irian Barat. (Maret 1948)
  • Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Ia memproklamirkan berdirinya Republik Soviet Indonesia. Pertempuran dimenangkan pihak TNI dan Musso terbunuh. (18 September 1948)
-----------------------------------------------------------------------
Peta Indonesia 1949

1949: Belanda terus melancarkan serangan ke Republik Indonesia, namun RI tetap tegak berdiri. Perlahan tapi pasti, TNI dan rakyat Indonesia mulai berhasil menandingi kekuatan pasukan Belanda. Hingga akhirnya terciptalah konferensi akhir yang mana kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Namun, masalah yang dihadapi Bung Karno dan para pejuang kemerdekaan belumlah usai...

  • Agresi militer Belanda II terhadap Jawa dan Sumatra. Akibatnya, para pemimpin RI di Yogyakarta ditangkap dan diasingkan. Sukarno-Hatta memberi mandat kepada menteri Syafruddin Prawiranegara di Bukittinggi untuk mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. (19-20 Desember 1948)
  • Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta dan Solo. Pasukan TNI dan rakyat berhasil menduduki kota Jogja selama 6 jam. Di Solo, pasukan Belanda berhasil ditahan dalam pertempuran agar tak dapat mengirimkan bantuan ke Yogyakarta. (1 Maret 1949)
  • Serangan Umum Surakarta alias Pertempuran Tentara Pelajar. Para pejuang dan tentara pelajar berhasil menduduki markas-markas Belanda di Solo dan sekitarnya. (7-10 Agustus 1949)
  • S.M. Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat. (7 Agustus 1949)
  • Pemberontakan APRA oleh Raymond Westerling dan pasukan KNIL di Jawa Barat (1949)
  • Konferensi Meja Bundar di Den Haag. Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat. (23 Agustus-2 November 1949)
  • Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. (27 Desember 1949)
-----------------------------------------------------------------------

Peta Indonesia 1950

1950-1957: Berbagai gerakan dan pemberontakan muncul di berbagai daerah tepat setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Situasi politik di pemerintah pusat yang sedang tidak stabil ditengarai menjadi penyebabnya. Mereka yang tak puas dengan kinerja pusat memutuskan untuk mendirikan negara mandiri yang tak tergantung pada Jakarta. Pemerintah dan TNI pun bekerja keras untuk menyelesaikan segala macam konflik dan pemberontakan tersebut. Banyak jenderal dan perwira yang gugur dalam pertempuran, demi menjaga integrasi dan kesatuan Indonesia yang damai...

  • Amir Fatah menyatakan sebagian Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII. (1950-1951)
  • Chris Soumokil memproklamirkan berdirinya Republik Maluku Selatan. (25 April 1950)
  • Republik Indonesia Serikat dibubarkan. (17 Agustus 1950)
  • Kahar Muzakkar menyatakan Sulawesi Selatan sebagai bagian dari DI/TII. (7 Agustus 1953)
  • Daud Beureuh menyatakan Aceh sebagai bagian dari DI/TII. (20 September 1953)
  • Ibnu Hajar menyatakan sebagian kecil Kalimantan Selatan sebagai bagian dari DI/TII. (1954)
  • Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali. (1955)
  • Ventje Sumual mendirikan gerakan Permesta yang berpusat di Manado, Sulawesi Utara. (2 Maret 1957)
  • Peristiwa Granat Cikini, percobaan pembunuhan Presiden Sukarno oleh aktivis DI/TII. Sukarno selamat. (30 November 1957)
-----------------------------------------------------------------------

Peta Indonesia 1958

1958-1963: Masih adanya ketidakstabilan politik di tubuh pemerintah pusat dan TNI menyebabkan beberapa daerah melakukan gerakan revolusioner anti-pusat, DI/TII masih berlanjut dan beberapa perwira TNI mendirikan gerakan gabungan PRRI-Permesta di Sumatra dan Sulawesi. Sementara itu, perseteruan Indonesia-Belanda seputar masalah Irian Barat memuncak menjadi suatu konfrontasi militer oleh TNI terhadap pasukan Belanda di Papua...

  • Ahmad Husein memproklamirkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang. Permesta di Manado menyatakan bergabung dengan gerakan ini menjadi PRRI-Permesta. (1958)
  • Aceh dijadikan daerah istimewa oleh pemerintah, mengakhiri pemberontakan DI/TII. Daud Beureuh mendapat pengampunan. (1959)
  • PRRI dibubarkan. (7 Februari 1960)
  • Republik Persatuan Indonesia (RPI) diproklamasikan sebagai upaya penyatuan gerakan PRRI-Permesta dengan DI/TII. (8 Februari 1960)
  • Penembakan Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta. Sukarno selamat. (9 Maret 1960)
  • Penembakan mortir oleh anah buah Kahar Muzakkar terhadap Sukarno di Sulawesi Selatan, namun meleset. Sukarno kembali selamat. (1960)
  • Konflik sipil yang menyebabkan terjadinya krisis kepemimpinan di dalam tubuh Permesta. (1961)
  • Gerakan Permesta berdamai dan menggabungkan diri kembali dengan RI. (4 April 1961)
  • PM Federasi Malaya, Tuanku Abdul Rahman berencana untuk membuat negara federasi yang terdiri dari Malaya, Singapura, Sarawak, Sabah, dan Brunei. Federasi ini kelak bernama Malaysia. (27 Mei 1961)
  • Ahmad Husein dan pengikutnya menyerahkan diri. Gerakan PRRI pun resmi berakhir. (29 Mei 1961)
  • Pemerintah Belanda di Irian Barat mendirikan Papua sebagai 'negara boneka'. (1 Desember 1961)
  • Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno untuk merebut Irian Barat dari Belanda. (19 Desember 1961)
  • Sukarno membentuk Komando Mandala yang bermarkas di Ujung Pandang (Makassar) sebagai realisasi dari Trikora. Jenderal Suharto ditunjuk sebagai panglimanya. (2 Januari 1962)
  • Pertempuran Laut Arafura, insiden antara perahu torpedo RI dan kapal frigate Belanda di lepas pantai Irian Barat. Kapten Wiratno dan Komodor Yos Sudarso gugur sebagai pahlawan. (15 Januari 1962)
  • Kartosuwiryo ditangkap dalam pelariannya di Gunung Geber, mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat. (4 Juni 1962)
  • Operasi Trikora berakhir. Komando Mandala di bawah pimpinan Jenderal Suharto berhasil merebut kota Hollandia dan namanya diganti menjadi Jayapura. (Agustus 1962)
  • Perundingan New York. Belanda bersedia menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. (15 Agustus 1962)
  • Kartosuwiryo divonis hukuman mati oleh mahkamah militer RI. (September 1962)
  • Pemerintahan di Irian Barat diambil alih oleh UNTEA (Badan Pemerintahan Sementara PBB). (1 Oktober 1962)
  • Pemberontakan Brunei di bawah pimpinan A.M. Azahari, yang menolak penyatuan Brunei ke dalam Federasi Malaysia. Pemberontakan ini lalu dipadamkan oleh pasukan Inggris dari Singapura. (Desember 1962)
  • Bendera Belanda diturunkan dari wilayah Irian Barat dan dikibarkanlah Sang Saka Merah Putih berdampingan dengan bendera UNTEA. (31 Desember 1962)
-----------------------------------------------------------------------

Peta Indonesia 1963

1963-1969: Irian Barat dan wilayah kekuasaan Belanda lain yang tersisa di Indonesia timur akhirnya diintegrasikan ke dalam wilayah Republik Indonesia, setelah melalui berbagai diplomasi dan pertempuran. Sementara itu, negara federasi Malaysia akhirnya berdiri, dan sontak membuat Bung Karno menentang negara ini dengan keras. Dan terjadilah Konfrontasi Indonesia-Malaysia, di mana Indonesia tak mengakui berdirinya federasi Malaysia dan ingin memasukkannya ke dalam lingkup kekuasaan RI. Konflik yang tak jarang dengan kontak senjata ini terjadi sekitar 3 tahun lamanya. Di saat perang terbuka antara pasukan Indonesia dan Malaysia hampir tak terhindarkan lagi, terjadilah sebuah peristiwa besar yang penuh kontroversi dan telah mengubah wajah sejarah Indonesia...

  • Penyerahan kekuasaan Irian Barat dari PBB kepada pemerintah Indonesia. (1 Mei 1963)
  • Sarawak merdeka dari jajahan Inggris. (22 Juli 1963)
  • Konferensi Maphilindo di Filipina membahas masalah Federasi Malaysia. (Juli-Agustus 1963)
  • Singapura merdeka dari Inggris secara unilateral. (Agustus 1963)
  • Negara Federasi Malaysia resmi berdiri. Federasi ini terdiri dari Malaya, Sarawak, Sabah, dan Singapura. (16 September 1963)
  • Republik Maluku Selatan (RMS) runtuh dan Soumokil dihukum mati. (Desember 1963)
  • Nicolaas Jouwe dan beberapa tokoh dari Irian Barat mendirikan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menolak integrasi Papua dengan Republik Indonesia. (1 Desember 1963)
  • Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. (1963)
  • Indonesia keluar dari PBB karena masuknya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. (7 Januari 1965)
  • Kahar Muzakkar tewas tertembak, mengakhiri pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dan RI secara keseluruhan. (3 Februari 1965)
  • Singapura memisahkan diri dari Malaysia dan menjadi negara independen. Yusof bin Ishak disumpah sebagai presiden, dan Lee Kuan Yew menjadi perdana menteri pertamanya. (9 Agustus 1965)
  • Tragedi nasional G30S/PKI di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9 orang petinggi TNI-AD. (30 September-1 Oktober 1965)
  • Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini. (Oktober 1965-Maret 1966)
  • Para pemimpin PKI, berturut-turut Nyoto, D.N. Aidit, dan M.H. Lukman ditembak mati. (November 1965)
  • Penyerahan Supersemar dari Suharto kepada Sukarno. (11 Maret 1966)
  • Konfrontasi Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan. (11 Agustus 1966)
  • Indonesia kembali menjadi anggota PBB. (28 September 1966)
  • Sukarno menyerahkan kekuasaan kepada Suharto. (22 Februari 1967)
  • Suharto secara penuh dilantik sebagai Presiden. Era Orde Baru pun dimulai. (27 Maret 1968)
  • Pepera diadakan di Irian Barat dan hasilnya hampir semua rakyat Papua memilih bergabung dengan RI. (14 Juli-2 Agustus 1969)
  • Indonesia secara de jure dan de facto memperoleh kembali Irian Barat sebagai bagian wilayahnya. (19 November 1969)
-----------------------------------------------------------------------

Peta Indonesia 1976

1970-2001: Di bawah pemerintahan Suharto, Indonesia berusaha memperbaiki hubungan diplomatiknya dengan luar negeri, terutama dengan negara-negara Barat dan Sekutu. Indonesia menjadi salah satu pendiri ASEAN. RI juga mengalami kemajuan pesat di bidang ekonomi. Meski begitu, rakyat tidak mendapat kebebasan untuk menyuarakan pendapat, dengan kata lain tak ada demokrasi. Selain itu, pembangunan juga tak merata. Hanya pulau-pulau utama seperti Jawa dan Sumatra yang difokuskan pembangunannya, sementara ribuan pulau lainnya kurang diperhatikan. Hingga terjadilah krisis ekonomi yang menyebabkan ekonomi RI merosot tajam. Ini mendorong rakyat dan kaum pelajar untuk melakukan demonstrasi besar-besaran, hingga akhirnya Suharto terpaksa mundur. Orde Baru pun berakhir, hingga datanglah sebuah Era baru yang penuh harapan...

  • Sukarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7 hari. (21 Juni 1970)
  • OPM berusaha memproklamasikan berdirinya Republik Papua Barat, namun menemui kegagalan. (1 Juli 1971)
  • Provinsi Irian Barat berganti nama menjadi Irian Jaya. (1973)
  • Operasi Seroja oleh TNI untuk menyatukan Timor Portugis dengan Indonesia. Operasi dilakukan untuk mencegah daerah ini masuk ke tangan kaum komunis. Amerika Serikat dan PBB mendukung usaha integrasi Indonesia dengan Timor Portugis. (Desember 1975)
  • Hasan di Tiro mendirikan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang bertujuan untuk memerdekakan Aceh dari pemerintahan RI. (4 Desember 1976)
  • Timor Portugis secara resmi menjadi bagian dari Indonesia. Namanya diganti menjadi Provinsi Timor Timur. (1978)
  • Operasi militer pemerintahan Suharto menentang GAM di Aceh. Perang gerilya berlangsung selama 2 dekade. (1980-1990)
  • Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan di pulau Jawa. (1982-1984)
  • Brunei akhirnya mendapatkan kemerdekaan dari Kerajaan Inggris. (1 Januari 1984)
  • Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta. (12 September 1984)
  • Milisi OPM menyerang kota Jayapura, namun berhasil diredam oleh TNI. (1984)
  • OPM menjalankan penyerangan terhadap Freeport Indonesia di kota Tembagapura, Papua. (14 Februari 1986)
  • Goh Chok Tong menggantikan Lee Kuan Yew sebagai Perdana Menteri Singapura. (1990)
  • Krisis finansial Asia 1997 yang melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar Asia Timur, dengan korban terparah adalah Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand. (Juli 1997)
  • Tragedi Trisakti yang menewaskan 4 orang mahasiswa di Jakarta. (12 Mei 1998)
  • Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, Bandung, dan Surakarta. (13-15 Mei 1998)
  • Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. BJ Habibie dilantik sebagai Presiden yang baru. Orde Baru berakhir dan Era Reformasi dimulai. (21 Mei 1998)
  • Kerusuhan etnis di Ambon. (1999)
  • Referendum di Timor Timur menghasilkan keputusan bahwa rakyat di daerah tersebut menginginkan kemerdekaan. (1999)
  • Abdurrahman Wahid alias Gusdur menjadi Presiden RI menggantikan Habibie. (20 Oktober 1999)
  • Rakyat Aceh menuntut Referendum untuk kemerdekaan Aceh. (2000)
  • Kota Ujung Pandang secara resmi berganti nama kembali menjadi Makassar. (1 November 2000)
  • Konflik Sampit, kerusuhan berdarah antara suku Dayak dan Madura di Kalimantan Selatan. (Februari-Desember 2001)
  • Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI menggantikan Gusdur. (23 Juli 2001)
  • Peristiwa Bom Bali I yang menewaskan 202 orang, sebagian besar adalah turis mancanegara. (12 Oktober 2001)
-----------------------------------------------------------------------

Peta Indonesia 2016

2002-2016: Sejak Reformasi dimulai, demokrasi di Indonesia semakin lama semakin terbuka dan rakyat pun bebas untuk menyuarakan pendapat mereka. Di era ini, terjadi perang dingin antara Indonesia dengan Malaysia, namun hubungan persahabatan kedua negara ini juga semakin erat. Perkembangan, cepat ataupun lambat, terus berlanjut di seluruh daerah di Indonesia dalam berbagai aspek, terutama di bidang ekonomi, pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan.

  • Timor Timur secara resmi melepaskan diri dari Republik Indonesia, dan menjadi negara independen bernama Timor Leste. (20 Mei 2002)
  • Provinsi Irian Jaya berganti nama menjadi Papua. (2002)
  • Pulau Sipadan dan Ligitan di Selat Makassar secara resmi menjadi bagian dari Malaysia, setelah menjadi persengketaan dengan Indonesia selama bertahun-tahun. (17 Desember 2002)
  • Pemerintah menetapkan status Darurat Militer di Aceh, akibat konflik berkepanjangan antara TNI dan aktivis GAM. (2003)
  • Lee Hsien Long menjadi Perdana Menteri Singapura yang ketiga. (2004)
  • Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi Presiden dan Wapres Indonesia pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat. (20 Oktober 2004)
  • Tragedi Tsunami Samudra Hindia 2004 yang menghancurkan Aceh dan sekitarnya. (26 Desember 2004)
  • Perjanjian damai antara GAM dengan pemerintah RI. (15 Agustus 2005)
  • Peristiwa Bom Bali II. (1 Oktober 2005)
  • Suharto wafat di usia 86 tahun. (27 Januari 2008)
  • SBY kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai Wapres yang baru. (20 Oktober 2009)
  • Gusdur wafat di usia 69 tahun. (30 Desember 2009)
  • Kerusuhan Tarakan, konflik antara suku Tidung dan Bugis di kota Tarakan, Kalimantan Utara. (26-29 September 2010)
  • Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia menggantikan SBY-Budiono. (20 Oktober 2014)
  • Simpatisan kelompok teroris radikal ISIS meneror kota Jakarta dengan serangkaian teror bom. Merupakan serangan ISIS pertama di Asia Tenggara. (14 Januari 2016)
-----------------------------------------------------------------------
Referensi: Diolah dari berbagai sumber, terutama Wikipedia dan buku sejarah :>